Selasa, 09 Juni 2009

KEAKTIFAN BELAJAR

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, mengubah tingkah laku. Jadi tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2002:36).
Sebagai rasionalitasnya hal ini juga mendapat pengakuan dari berbagai ahli pendidikan.
1. Montessori, menegaskan bahwa anak-anak itu memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya. Pernyataan ini bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri anak adalah anak itu sendiri, sedang pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik.
2. Rousseau, memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan kerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri baik rohani maupun teknis.
3. John Dewey, menyatakan bahwa sekolah harus dijadikan tempat kerja
Slameto (2003: 36) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran guru perlu menimbulkan aktivitas belajar siswa dalam berpikir dan berbuat. Dalam berfikir siswa tidak hanya akan menerima begitu saja tetapi akan difikirkan terlebih dahulu sehingga siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa akan melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram.
Piaget dalam Sardiman (2002: 99), menerangkan bahwa seorang anak itu berfikir sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat berarti anak itu tidak berfikir. Oleh karena itu agar anak berfikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berfikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah anak itu berfikir pada taraf perbuatan.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang anak dikatakan belajar apabila ia mengaktifkan semua inderanya baik jasmani maupun rohani, yaitu mengaktifkan akal dan fisiknya.

Macam-macam Keaktifan Belajar
Dalam proses pembelajaran, siswa mengaktifkan berbagai macam inderanya untuk dapat menyerap dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Keaktifan belajar siswa ini akan mempengaruhi hasil belajar yang ia peroleh. Semakin tinggi tingkat keaktifan diharapkan semakin besar hasil yang diperoleh. Sebenarnya terdapat berbagai macam aktivitas siswa yang dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, tetapi dapat dikelompokkan mengingat banyak aktivitas yang sejenis.
Diedrich dalam Rohani (2004: 9) membuat suatu daftar berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan menjadi 8 kelompok sebagai berikut:
a. Kegiatan visual: membaca, memperhatikan penjelasan guru, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain
b. Kegiatan verbal: menyatakan pendapat, merumuskan, bertanya pada guru, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi, interaksi
c. Kegiatan mendengarkan: mendengarkan penjelasan guru, percakapan, diskusi, musik, pidato
d. Kegiatan menulis: mencatat penjelasan guru, kelengkapan catatan, dan kejelasan tulisan
e. Kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, cahrt, diagram peta dan pola
f. Kegiatan motorik: melakukan percobaan, memilih alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun
g. Kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis factor-faktor, melihat hubingan dan membuat keputusan
h. Kegiatan emosional: minat membedakan, berani, tenang dan lain-lain

Di lain pihak, Sudjana (2001: 61) mengatakan bahwa keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya kepada siswa lain atau kepada guru jika tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Selain itu, keaktifan siswa ditandai pula dengan berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang sejenis, kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapi.

Pembelajaran Fisika di SMA
Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti alam. Ada banyak pengertian dari Fisika yang ditemui saat ini diantaranya, menurut Depdiknas (2003) fisika merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang menjadi tulang punggung teknologi, terutama teknologi modern. Sedangkan menurut pendapat Gerthsen dalam Herbert Druxes (1986 : 3) meyatakan bahwa “Fisika adalah suatu teori yang menarangkan gejala-gejala alam sesederhana-sederhananya dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataannya. Persyaratan dasar untuk pemecahan persoalannya ialah mengamati gejala-gejala tersebut”. Pengertian Fisika juga termuat di dalam buku materi khusus bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya yaitu “Fisika adalah ilmu yang membahas struktur, bentuk, wujud, prinsip, konsep, hukum-hukum, dan sifat dari suatu zat serta hubungannya dengan energi” (Unsri, 1993 : 115). Oleh karena itu, melalui mata pelajaran fisika diharapkan para siswa memperoleh pengalaman dalam membentuk kemampuan untuk bernalar deduktif kuantitatif matematis berdasar pada analitis kualitatif dengan menggunakan berbagai konsep dan prinsip fisika.
Adapun fungsi dan tujuan dari mata pelajaran fisika di SMA menurut Depdiknas (2003) adalah sebagai berikut :
1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerja sama dengan orang lain.
3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, menyusun laporan serta mengkombinasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berfikir analitis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dalam menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
5. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Fisika adalah suatu ilmu yang mengamati serta mempelajari gejala-gejala alam baik dalam bentuk struktur, bentuk, wujud, prinsip, konsep, hukum-hukum maupun sifat dari suatu zat atau peristiwa alam serta hubungannya dengan energi

2 komentar:

tolong komentarin ya